Jurika Fratiwi: Perempuan UMKM Menuju Era Digital, Kolaborasi untuk Kesetaraan Gender di Tahun 2030

    Jurika Fratiwi: Perempuan UMKM Menuju Era Digital, Kolaborasi untuk Kesetaraan Gender di Tahun 2030
    Jurika Fratiwi, SH., SE., MM Direktur LBH Digitek DKI Jakarta

    WIRAUSAHA - Dalam era digital yang terus berkembang, peran perempuan dalam sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi semakin krusial. Namun, masih banyak perempuan UMKM di Indonesia yang menghadapi tantangan signifikan dalam mengadopsi teknologi digital. Minimnya keterampilan digital ini tidak hanya menghambat pertumbuhan usaha mereka, tetapi juga memperlambat pencapaian tujuan kesetaraan gender yang diamanatkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya Goal 5, yang menargetkan pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan dan anak perempuan.

    Kementerian Pemberdayaan Perempuan, melalui Deputi Gender, bersama dengan Kemenko PMK yang menangani peningkatan kualitas perempuan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), serta Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop), memiliki peran strategis dalam menciptakan sinergi untuk memberdayakan perempuan UMKM. Kolaborasi antara kementerian ini sangat penting dalam mengembangkan program-program yang berfokus pada peningkatan keterampilan digital, serta memberikan akses yang lebih luas terhadap teknologi.

    Salah satu langkah awal yang dapat diambil adalah melalui penyelenggaraan pelatihan digital bagi perempuan UMKM. Program pelatihan ini tidak hanya akan mengajarkan keterampilan dasar seperti penggunaan aplikasi perpesanan dan media sosial, tetapi juga strategi pemasaran digital yang lebih kompleks. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pemasaran online, perempuan UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas, meningkatkan penjualan, dan pada akhirnya, memperkuat posisi mereka dalam perekonomian.

    Selain pelatihan, perlu ada kebijakan yang mendukung akses perempuan UMKM terhadap teknologi. Misalnya, penyediaan fasilitas internet gratis di pusat-pusat UMKM atau peluncuran program subsidi untuk perangkat digital. Dukungan ini akan memungkinkan perempuan untuk tidak hanya belajar tetapi juga menerapkan keterampilan digital yang telah mereka pelajari.

    Pentingnya kolaborasi ini juga terletak pada upaya untuk meningkatkan kesadaran akan kesetaraan gender di masyarakat. Melalui kampanye yang melibatkan semua kementerian, masyarakat dapat didorong untuk lebih menghargai kontribusi perempuan dalam sektor ekonomi. Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi perempuan untuk berinovasi dan berkompetisi.

    Menuju tahun 2030, pencapaian SDGs Goal 5 memerlukan komitmen dan kerja sama dari semua pihak. Dengan dukungan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Kemenko PMK, Kominfo, dan Kemenkop, perempuan UMKM dapat diberikan alat dan sumber daya yang diperlukan untuk berkembang dalam era digital. Dengan meningkatkan keterampilan digital, perempuan UMKM tidak hanya akan berkontribusi pada ekonomi nasional, tetapi juga akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara, di mana gender tidak lagi menjadi penghalang untuk mencapai kesuksesan.

    Kesimpulannya, kolaborasi yang solid antara berbagai kementerian adalah kunci untuk mengatasi tantangan yang dihadapi perempuan UMKM dalam mengadopsi teknologi digital. Dengan upaya yang terkoordinasi dan terarah, kita dapat memastikan bahwa perempuan UMKM tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang dalam era digital yang kompetitif ini, sehingga mempercepat pencapaian kesetaraan gender di Indonesia.

    Jakarta, 18 Oktober 2024
    Jurika Fratiwi, SH., SE., MM
    Direktur LBH Digitek DKI Jakarta
    Direktur Women Empowerment  di Institut Bisnis Multimedia ASMI

    umkm era digital jurika fratiwi
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika...

    Artikel Berikutnya

    3 keterampilan utama bagi pekerja di tahun...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Polda Jatim Berhasil Ungkap 28 Kasus TPPO, 41 Tersangaka Diamankan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing

    Ikuti Kami